Salah satu pintu yang membuat diri kita merasa paling hebat dari orang lain yaitu rasa sombong yang hadir dalam hati kita. Sombong atas ilmu yang dimiliki. Sombong atas harta yang dimiliki. Sombong atas paras ganteng atau cantik yang berlebih dari orang lain. Bahkan ada juga yang sombong atas keimanan yang ia miliki, ia merasa imannya yang paling sempurna dari orang lain.

Apakah orang yang berbangga dengan prestasinya tidak boleh? Tidak juga. Boleh-boleh saja. asal dalam porsi yang cukup. Bahkan sebisa mungkin jangan terlalu bersuara lantang dengan prestasi yang dimiliki. Cukup bangga dalam hati saja. Rayakanlah prestasimu dalam senyap.

Tapikan prestasi itu bagian dari nikmat yang telah Allah berikan? Dan bukankah kita juga dianjurkan untuk berbagi cerita atas segala nikmat yang ada?

Ya. Benar sekali. Tapi, bisakah diri kita saat menceritakan segala prestasi yang telah kita capai, kita mampu mengendalikan hati kita agar senantiasa berada dalam keikhlasan? Bukankah banyak orang yang pada akhirnya jatuh dalam kesombongan atas segala prestasi yang telah dicapainya? Sehingga pada akhirnya, ia pun memandang rendah orang yang prestasinya berada di bawahnya. Ia merasa lebih hebat dari mereka yang prestasinya sedikit.

Terkadang beberapa nikmat yang kita dapat, cukuplah kita nikmati dalam diam. Kadang diam lebih mampu membuat hati kita lebih ikhlas. Lebih mengerti akan prestasi yang kita raih itu bertujuan untuk apa dan dari mana semua itu berasal.

Kesombongan seringkali membuat kita lupa bahwa kepintaran, prestasi, dan gelar, merupakan anugerah dari Allah Yang Maha Pintar dan Maha Tahu atas segalanya. Padahal kita semua tau, segala hal yang ada di muka bumi ini milik Allah dan akan kembali pada-Nya.

Bukan tidak mungkin Allah membuatmu menjadi bodoh lagi dalam hitungan detik. Bukan tidak mungkin Allah merendahkanmu atas kesombongan yang telah kamu lakukan. Bukan tidak mungkin juga kesombongan itu menjadi sebuah penghalang bagimu dari masuknya surga Allah ta’ala.

Dalam sebuah hadist nabi bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْر

“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji dzarrah (biji sawi)” (HR.Muslim)[1]

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang cukup membuat saya terkesima, kira-kira begini tulisannya: “Jika kesombonganmu belum seperti Fir’aun, belumlah terlambat bagimu untuk memohon ampunan kepada Allah dan betaubat dari segala kesombongan yang pernah kamu lakukan.”

0 Komentar