Begitulah kira-kira perkataan yang belakangan ini sangat melekat di pikiranku. Sebenarnya, ini bukanlah pertama kali aku mendengar perkataan ini. Tapi, entah mengapa, akhir-akhir ini, aku kembali teringat dengan perkataan ini.

Seolah-olah aku sedang diajak merenung jauh lebih dalam terkait makna dari perkataan ini. Awalnya, aku sempat dibuat pusing dengan makna yang tersirat yang ada di dalam perkataan ini.

Tapi, tepat beberapa hari yang lalu, sebelum aku memutuskan untuk menuliskan ini dalam sebuah tulisan yang mungkin saja cukup panjang; aku menemukan sebuah jawaban yang membuatku berpikir untuk membagikan ini ke orang banyak.

Coba kita lihat sekeliling kita. Lihat orang tua kita. Lihat guru-guru kita. Lihat tokoh agama dan pemuka masyarakat di sekitar kita. Mereka semua sudah berumur cukup tua. Kita semua tau, hidup kita di dunia terbatas waktu. Cepat atau lambat orang-orang yang dulunya pernah membimbing dan membangun generasi kita, akan bertemu dengan kematian. Pasti.

Jika hal itu telah terjadi, tentu kita sebagai generasi yang pernah dibimbing oleh mereka; akan menggantikan mereka dalam membangun dan membimbing generasi selanjutnya. Waktu akan terus beganti. Dan ini bukanlah hal yang baru. Siap tidak siap sebagai generasi penerus, harus mampu mengemban tanggung jawab yang spesial ini.

Dalam perkataan lain aku juga pernah mendengar yang bunyinya kira-kira seperti ini; “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.”

Masa muda, masa dimana kita semua masih memiliki energy yang cukup kuat untuk melakukan apapun yang kita mau. Masa dimana pikiran kita masih mampu untuk mencerna berbagai macam ilmu dan fenomena yang tengah terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Tentunya hal ini harus bisa diarahkan kepada hal yang bermanfaat tentunya. Membangun peradaban manusia yang islami. Peradaban yang kembali mengenal nilai-nilai islami dan kembali kepada aspek dan norma-norma islami.

Pertanyaannya sekarang, sudah sejauh mana dirimu memberikan manfaat kepada generasi selanjutnya. Sudah sebanyak apa bekal yang telah kamu persiapkan untuk membimbing mereka?

Apakah kamu masih disibukkan dengan hal-hal yang membuatmu lupa waktu dan meninggalkan kewajibanmu dalam menuntut dan menyebarkan ilmu?

Generasi selanjutnya merupakan tanggung jawab kita. Jika kita saat ini tak mampu mengontrol diri sendiri, bagaimana mau mengontrol tumbuh kembangnya generasi selanjutnya?

Oleh karena itu, marilah kita saling bahu-membahu untuk membangun ekosistem yang memberikan manfaat untuk generasi selanjutnya.

0 Komentar